Sisi Gelap di Balik Kehidupan Glamour Konten Kreator

Date:

Menjadi konten kreator yang sukses sering dianggap sebagai pekerjaan impian banyak netizen. Karena pekerjaan ini menjanjikan mimpi-mimpi yang terlalu indah. Selain banyak uang, tenar, banyak fans, mereka punya kebebasan bekerja di mana saja dan kapan saja sesuai keinginan. Jam kerja lebih fleksibel.

Dan yang lebih penting, konten kreator memiliki kebebasan untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka melalui berbagai platform, seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan lainnya.

Mereka Tidak perlu harus mandi pagi-pagi, berangkat ke kantor, terhindar dari kemacetan jalan selama berjam-jam, setor muka dan sederet “tradisi” karyawan konvensional lainnya.

Jika dirasa kontennya menarik, lucu, menghibur atau penting mereka berkesempatan memperoleh jangkauan user yang lebih luas. Dengan pengikut yang banyak terbuka peluang untuk berkolaborasi dengan brand, perusahaan, dan kreator lainnya, yang bisa memperluas jaringan dan pengaruh.

Lebih lanjut konten kreator bisa membangun komunitas yang solid dan setia sehingga mampu membuat Gerakan atau program-program yang berdampak sosial yang positif, mengedukasi, dan menginspirasi audiens melalui konten yang bermanfaat.

Namun jangan salah. Dibalik image kemilau popularitas dan uang tersebut, konten kreator menyimpan sisi gelap yang jarang terungkap ke publik. Salah satunya adalah kritik pedas juga bullying dari warganet.

Seperti yang dialami oleh konten kreator Rumsyah Baduy baru-baru ini yang viral karena perseteruannya dengan Vilmei. Selebgram dari Baduy ini dianggap tidak tahu berterimakasih, karena komentarnya atas pemberian smartphone dari Vilmei tidak sesuai harapan. Netijen marah dan akun media sosialnya dibanjiri komentar pedas dari netijen. Merespon hal itu kontent yang dianggap bermasalah itu sekarang sudah dihapus.

Tak berhenti di sini, budayawan Banten Uday Suhada pun ikut memberikan peringatan keras agar para konten kreator tidak mengeksploitasi kecantikan Perempuan Baduy.

Selain kritikan pedas dari netijen, tantangan lain konten kreator adalah tekanan untuk selalu tampil sempurna di layar. Hal ini mendorong konten kreator untuk menggunakan berbagai filter dan teknik pengeditan di aplikasi yang tidak gratis. Tekanan ini dapat memicu masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.

Kedua mereka berpotensi mengalami kelelahan kronis. Konten kreator mengalami burnout akibat beban kerja yang berlebihan dan kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi .

Konten kreator harus terus menerus menghasilkan konten baru untuk menjaga relevansi dan engagement dengan audiens mereka. Aktivitas ini bisa menyebabkan stres yang berkepanjangan dan mengancam kesehatan mental.

Sisi gelap lain konten kreator adalah privasi yang terancam. Sering kali mereka harus berbagi data pribadi ke publik. Sementara tak ada garansi data yang ia posting tersebut aman. Kemungkinan disalahgunakan pihak lain sangat besar.

Beberapa konten kreator mengaku pernah mengalami pelecehan online, pencurian data atau ancaman lain yang lebih serius. Dalam beberapa kasus, penggemar yang terlalu obsesif atau haters bisa mencari dan menyebarkan informasi pribadi kreator (stalking dan doxing) yang bisa berujung pada
ancaman fisik.

Soal pendapatan, beberapa konten kreator berhasil memperoleh penghasilan yang besar, namun banyak juga yang belum sukses dan mengalami tekanan finansial. Bagi yang berlum berhasil, mereka harus mencari sumber pendapatan tambahan lain atau menghadapi ketidakpastian finansial.

Selain itu platform media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok sering kali mengubah algoritma mereka tanpa pemberitahuan. Hal ini bisa berdampak signifikan pada penghasilan konten kreator. Celakanya platform itu juga mengambil bagian pendapatan iklan sangat signifikan, dan konten kreator hanya mendapatkan bagian yang lebih kecil.

Kita memahami, dunia konten kreator sangat kompetitif. Setiap hari, ribuan video baru diunggah ke YouTube dan jutaan postingan dibuat di Instagram, Tiktok dan lainnya. Kompetisi yang ketat ini membuat kreator harus selalu berinovasi dan berusaha menonjol di antara lautan konten, yang bisa sangat melelahkan dan memakan waktu.

Beberapa konten kreator bekerja sendirian. Ada beberapa konten kreator yang mengalami isolasi sosial. Mereka mengedit video atau foto selama berjam-jam tanpa interaksi sosial yang signifikan. Ini bisa memicu perasaan kesepian dan terputus dari dunia nyata, meskipun mereka memiliki banyak pengikut online.

Hal yang perlu diantisipasi juga adalah soal karir yang tidak pasti. Karena Platform bisa mengubah aturan dan kebijakan mereka kapan saja, yang dapat berdampak negatif pada karier kreator. Ketidakpastian ini bisa menyebabkan stres dan ketidakpastian yang berkepanjangan.

Konten kreator dituntut untuk terus mengikuti tren agar postingan-postinganya tetap relevan dengan kebutuhan fans-nya. Tren di media sosial berubah dengan cepat, dan kreator harus selalu up-to-date agar konten mereka tetap menarik. Hal ini bisa menyebabkan kelelahan dan mengurangi kualitas konten yang dihasilkan .

Karena irama kerja yang terus-menerus nyaris tanpa jeda, berjam-jam memelototi komputer bisa berdampak pada kesehatan fisik. Beberapa keluhan yang sering dirasakan konten kreator adalah nyeri punggung dan masalah penglihatan. Duduk terlalu lama dengan memelotiti layar monitor bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.

Meski tampak punya kebebasan, namun bisa saja konten kreator punya ketergantunan dengan sponsor untuk mendapatkan penghasilan. Jika sudah begitu, kontent kreator harus memenuhi tuntutan dan ekspektasi yang tinggi dari pihak yang mendendorse-nya. Misalnya harus melakukan revisi berkali-kali dengan tenggat waktu yang mepet. Hal ini bisa mengganggu kreativitas dan independensi kreator.

Tantangan terberat dari para konten kreator adalah tetap konsisten. Karena konsistensi adalah kunci dalam membangun audiens dan mempertahankan engagement di media sosial. Namun, kebutuhan untuk terus menerus menghasilkan konten baru bisa sangat melelahkan. Kebutuhan untuk selalu hadir dan aktif di platform bisa mengganggu waktu istirahat dan keseimbangan hidup kreator.

Yang tak kalah diantisipasi adalah masalah teknis. Ini yang perlu diperhatikan oleh para konten kreator. Meskipun teknologi telah memudahkan banyak aspek dalam pembuatan konten, tantangan teknis tetap ada.

Mulai dari masalah perangkat lunak, perangkat keras, hingga algoritma platform yang sering berubah sangat cepat, konten kreator harus selalu belajar dan beradaptasi mengikuti perkembangan atau tren terbaru.

Agar postingan-postingan tetap berkualitas, informatif namun juga tetap menghibur seorang konten kreator harus memahami dan mematuhi peraturan setiap platform untuk menghindari sanksi seperti penghapusan konten atau akun.

Penting juga untuk menghindari Konten yang Kontroversial. Memang konten tersebut bisa menarik perhatian, tetapi juga berisiko menimbulkan sanksi sosial dan respon negatif dari audiens. Sebaiknya hindari topik yang sangat sensitif atau dapat memecah belah.

Dan harus siap menerima kritik dan umpan balik dari audiens. Respon kritik dengan profesionalisme dan tak terbawa emosi. Sebaiknya abaikan atau blokir komentar netizen yang bersifat merusak atau memprovokasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Taj Yasin Maimoen Siapkan Rahasia Khusus untuk Hadapi Debat Kedua Pilgub Jateng

Jawa Tengah tengah dipanaskan dengan persiapan ketat dari para...

Pilkada Banjarbaru, Petahana Terancam Diskualifikasi Gara-Gara Hal Ini

Tensi Pilkada Kota Banjarbaru 2024 memuncak dengan isu diskualifikasi...

Cerita Felicia Reporter tvOne Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Pemalang

Mobil yang membawa lima kru tvOne ditabrak oleh sebuah...

Momen Seru dari Debat Pilkada Jateng: Ubah Air Asin, Teknologi Satelit hingga Cagub Salah Sebut Wakilnya

Dalam debat perdana Pilkada Jawa Tengah yang digelar pada...