FBI kini tengah menyelidiki tuduhan dicurinya sejumlah dokumen sensitif dari tim kampanye calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui pembobolan cyber. Investigasi juga dilakukan pada percobaan pencurian akses ke kampanye Wakil Presiden AS Kamala Harris, beberapa hari setelah kampanye Trump mengumumkan dokumennya diretas oleh Iran.
“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa kini FBI tengah melakukan investigasi pada masalah ini,” seperti dikutip dari pernyataan singkat yang dirilis FBI melalui laman Associated Press, Selasa (13/8/2024).
Tim kampanye Trump sebenarnya tidak menyediakan bukti spesifik adanya keterlibatan Iran dalam hal ini. Tapi tuduhan tersebut muncul tak lama setelah Microsoft menerbitkan laporan adanya pihak asing yang mencoba mengintervensi proses Pemilihan Umum AS 2024.
Laporan Microsoft tersebut juga mencantumkan contoh unit intelijen militer Iran yang mengirimkan email spear-phishing ke pejabat tinggi kampanye presiden dari sebuah akun email mantan penasehat senior. Spear-phishing merupakan kumpulan informasi terperinci tentang target yang dituju dan mengarah pada kejahatan cyber.
Dua orang yang mendalami kasus tersebut mengatakan kampanye Biden-Harris juga menjadi target kejahatan cyber yang dicurigai dilakukan oleh Iran. Kedua orang tersebut enggan disebutkan namanya mengingat keduanya tidak berwenang membuka rincian investigasi FBI yang tengah berlangsung.
Media politik AS Politico melaporkan sejak akhir Juli pihaknya mulai menerima beberapa email dari akun anonim. Sumber tersebut,yang teridentifikasi sebagai Robert, menyampaikan dokumen penelitian yang tampaknya dilakukan oleh wakil presiden AS dari Partai Republik, JD Vance. Dokumen tersebut dibuat pada 23 Februari, hampir lima bulan sebelum Trump memilih Vance sebagai pasangannya.
“Dokumen ini diperoleh secara ilegal dan bertujuan mengintervensi pemilu 2024 dan mengacaukan proses demokratis kita,” klaim juru bicara tim kampanye Trump, Steven Cheung.
FBI mulai melakukan investigasi pada Juni dan para petinggi intelijen yakin Iran berada dibalik percobaan pembobolan data tersebut. FBI terus bekerjasama dengan berbagai perusahaan teknologi, dalam beberapa bulan terakhir, untuk menyelidiki kemungkinan pihak-pihak yang terkait pada kampanye Trump dan Biden-Harris menjadi target dari email tersebut.
Tim kampanye Harris mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pihaknya terus
memantau adanya ancaman cyber. Pihaknya mengaku tidak mengetahui adanya pelanggaran keamanan pada sistem mereka. Pihaknya menolak menjelaskan apakah mereka telah mengidentifikasi adanya upaya intrusi berbasis negara atau tidak.
Perwakilan Iran di PBB membantah terlibat saat dikonfirmasi mengenai tuduhan tim kampanye Trump tersebut.
Penulis: Amelie