Jejak Digital: Masa Lalu yang Bisa Menjadi Ancaman Masa Depan

Date:

Jejak digital bisa berubah menjadi mimpi buruk bagi seseorang. Perilaku masa lalu kita di internet yang berupa postingan, komentar dan riwayat pencarian tetap tersimpan rapi meski kadang kita sudah melupakan.

Tampak sepele memang namun jejak digital yang negatif bisa menjadi bumerang mematikan di kemudian hari. Karena apa yang telah kita lakukan, baik perbuatan positif atau negatif tercatat secara permanen dan sulit dihapus.

Internet bak malaikat Malaikat Raqib dan Atid dalam keyakinan Islam. Mereka mencatat apapun aktivitas kita tanpa ada yang terlewat. Dan mereka jujur tidak seperti pejabat yang bisa disuap.

Konten yang kita posting di sosial media tanpa pertimbangan matang alias konten negatif itu tetap tersimpan rapi sampai bertahun-tahun kemudian. Bagi seorang politisi, pejabat publik, atau public figure hal ini bisa merusak reputasi yang telah dibangun sejak lama.

Persis seperti yang dialami Ridwan Kamil yang kini telah resmi mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta periode 2024-2025.  Cuitan-cuitan dengan tone negatif dari mantan Walikota Bandung ini menyebar lagi. Padahal sudah 13 tahun lalu, tepatnya 6 Juni 2011.

Salah satunya ia pernah memposting konten yang isinya menyinyiri  karakter warga Jakarta yang menurutnya: “Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter orang JKT”.

Sewaktu memposting konten tersebut, bisa jadi Ridwan Kamil tidak pernah menduga bahwa suatu hari postingannya akan berdampak saat mencalonkan diri menjadi pemimpin mantan Ibukota Jakarta.

Postingan lain yang mendapat sorotan dari warganet adalah cuitan yang dianggap seksis soal customer service sebuah bank. Postingan itu dianggap netizen sebagai perilaku yang tidak sopan apalagi bijak. Meskipun saat itu Ridwan Kamil belum menjadi pejabat publik.

Belum diketahui seberapa besar pengaruh jejak digital masa lalu dia terkait pencalonannya menjadi gubernur Jakarta.

Yang lebih heboh dan viral tentu saja akun FufuFafa di sebuah platform yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka, Wakil presiden terpilih 2024-2029 yang bulan Oktober nanti di lantik. Pada tahun 2014 lalu, di sebuah aplikasi, akun FufuFafa memposting kata-kata yang dianggap menghina dan mengolok-olok presiden terpilih Prabowo Subianto dan keluarganya. Detail kata-katanya memang tidak layak dan tidak perlu dikutip.

Tak hanya memposting ujaran kebencian, akun FufuFafa juga memposting kata-kata kotor saat merespon sebuah postingan. Postingan-postingan lama ini kembali dibahas netizen dan menjadi trending topic.

Kesalahan-kesalahan masa lalu yang tak pernah dibayangkan sebelumnya itu bisa menjatuhkan reputasi saat menjadi pejabat saat ini. Karena kesalahan itu dianggap bagian dari cerminan karakter seseorang di masa sekarang.

Selain merusak reputasi, jejak digital masa lalu kita bisa dimanfaatkan para pencoleng untuk melakukan peretasan, penipuan, atau kejahatan lainnya. Misalnya, data pribadi yang disebar di internet seperti alamat rumah, nomor telepon, atau bahkan informasi finansial bisa dijadikan alat oleh pelaku kejahatan dalam skema penipuan online atau pencurian identitas. Kita jadi rentan terhadap kejahatan siber.

Jejak digital juga bisa mempengaruhi karir seseorang. Banyak HRD (Human Resource Development) perusahaan yang diam-diam mengecek rekam jejak digital calon karyawan saat perekrutan.

Postingan-postingan lama yang tidak profesional, punya pandangan ekstrem, penuh penyinyiran, konsisten posting dengan tone negatif, atau perilaku yang merugikan bisa menjadi alasan HRD untuk mencoret nama seseorang sebelum diketahui skill realnya seperti apa.  Jejak digital masa lalu bisa menghambat karir seseorang. Dan ini tragis.

Kemungkinan waktu memposting konten mereka tidak mempertimbangkan efeknya jangka panjang, spontan saja. Karena gerak jari biasanya lebih cepat dibanding gerak otak  bagi beberapa orang.

Yang lebih ekstrem, jika jejak digital kita berisi  berisi komentar atau pernyataan yang menyinggung kelompok tertentu bisa memicu konflik, baik  di online maupun offline.

Contohnya terjadi di Palembang. Dua remaja dua remaja bertarung memakai celurit, motif perkelahian mereka berawal dari konten saling ejek di sosial media.

Celakanya sampai hari ini masih ada beberapa netizen yang menganggap bahwa sosial media itu bukan ruang publik. Mereka merasa aman memposting apa saja karena beranggapan akun tersebut milik sendiri. “Suka-suka gua-lah”

Di sisi lain, jejak digital juga membuka peluang yang luar biasa.  Kita dapat membangun jejaring, berbagi ide, dan mengakses informasi dengan mudah.  Jejak digital juga memungkinkan kita untuk membangun citra diri dan memperkenalkan diri kepada dunia melalui berbagai platform online.

Jika rekam jejak kita baik, positif, professional maka bukan tidak mungkin peluang-peluang baik akan bermunculan. Tawaran-tawaran kerjasama akan berdatangan, dan bersiap-siaplah untuk “dibajak” perusahaan lain agar pindah.

Agar jejak digital kita tak mencelakakan kita di masa depan, ada baiknya kita perlu berpikir masak-masak jika ingin memposting sebuah konten.  Tapi jangan kelamaan juga, keburu isunya sudah berlalu.

Untuk itu kita perlu memahami pentingnya mengelola jejak digital secara bijaksana agar di kemudian hari tidak menjadi bumerang, namun justru bisa menjadi “portofolio” yang bisa mendukung urusan kita.

Ada beberapa cara untuk mengelola jejak digital secara efektif:

Sadar akan Jejak Digital

Langkah pertama untuk mengelola jejak digital adalah dengan menyadari bahwa setiap aktivitas online kita meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, sampai kapan pun, bahkan ketika kita meninggal pun, jejaknya masih terekam jelas.

Kita perlu memahami bahwa informasi yang kita bagikan secara online dapat diakses oleh siapa saja.

Ekstra Hati-hati Berbagi Info

Sebelum membagikan informasi pribadi secara online, pertimbangkan baik-baik konsekuensinya.  Apakah informasi tersebut aman untuk dibagikan? Apakah informasi tersebut hoaks atau fakta, harus dicek dan dicek lagi. Apakah informasi tersebut dapat disalahgunakan? Apakah konten yang kita bagikan bermanfaat untuk orang banyak? Apakah moment-nya tepat atau nanti-nanti saja?

Penting Menjaga Privasi

Manfaatkan pengaturan privasi pada platform online untuk mengontrol siapa yang dapat mengakses informasi pribadi kita.  Hanya pemilik teman dekat, atau siapa saja bisa akses? Pertimbangkan untuk menggunakan akun terpisah untuk aktivitas online yang bersifat pribadi. Selanjutnya minimal 6 bulan sekali ganti password di semua aplikasi untuk menghindari peretasan.

Memperbarui Informasi

Perhatikan informasi pribadimu yang tercantum di berbagai platform online.  Pastikan informasi tersebut akurat dan terbaru. Update data pribadi sesuai dengan kondisi saat ini.

Membangun Jejak Digital Positif

Manfaatkan jejak digital untuk membangun citra diri atau personal branding yang positif.  Bagikan konten yang bermanfaat, informatif dan menginspirasi,  berinteraksilah dengan orang lain secara sopan, dan tunjukkan kecakapan dan keahlian Anda.

Jika dilakukan dengan konsisten, peluang menjadi seleb atau populer sangat besar. Dengan follower yang besar, bisa punya kesempatan untuk membuat perubahan, karena suaranya didengar.

Mengelola Kontroversi

Jika menghadapi kontroversi online, tangani dengan bijaksana.  Jangan panik dan jangan menanggapi dengan emosi.  Tetaplah profesional dan berfokuslah pada fakta. Saat emosi, tinggalkan ponsel atau perangkat online lainnya sejenak. Setelah emosi menurun, baru merespon apa yang perlu direspon.

Mengingat pentingnya mengelola jejak digital, kita harus senantiasa berhati-hati  berperilaku di internet. Sebelum mengunggah konten, sebaiknya mempertimbangkan dampak jangka panjang dari informasi tersebut, karena satu kesalahan kecil bisa berubah menjadi ancaman di masa depan.

Jejak digital bersifat abadi, dan dalam beberapa situasi, jejak tersebut akan lebih lama bertahan daripada ingatan manusia.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Taj Yasin Maimoen Siapkan Rahasia Khusus untuk Hadapi Debat Kedua Pilgub Jateng

Jawa Tengah tengah dipanaskan dengan persiapan ketat dari para...

Pilkada Banjarbaru, Petahana Terancam Diskualifikasi Gara-Gara Hal Ini

Tensi Pilkada Kota Banjarbaru 2024 memuncak dengan isu diskualifikasi...

Cerita Felicia Reporter tvOne Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Pemalang

Mobil yang membawa lima kru tvOne ditabrak oleh sebuah...

Momen Seru dari Debat Pilkada Jateng: Ubah Air Asin, Teknologi Satelit hingga Cagub Salah Sebut Wakilnya

Dalam debat perdana Pilkada Jawa Tengah yang digelar pada...