Iran mengancam Israel akan memberikan balasan yang tak biasa jika negara zionis tersebut berani meluncurkan serangan melawan Iran. Pesan itu disampaikan pada pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Qatar, bahwa balasan serangan tak terduga itu juga akan menyasar infrastruktur Israel.
Melalui pernyataan eksklusif ke Al Jazeera seperti dikutip dari Al Jazeera News, Selasa (8/10/2024), seorang petinggi Iran mengatakan negaranya telah mengirimkan pesan khusus tersebut ke AS, via Qatar, membahas ketegangan regional yang terus meningkat setelah serangan rudal Iran menghujam Israel pekan ini.
Dalam pesannya, pemerintah Teheran mengatakan kepada pemerintah AS bahwa fase pengendalian secara sepihak telah berakhir. Pihaknya menyatakan, cara mengendalikan diri secara individu itu disebut tidak memenuhi persyaratan keamanan nasional Iran.
Pesan tidak langsung tersebut juga menekankan bahwa Iran tidak pernah menginginkan adanya perang wilayah. Namun Israel harus dicegah, tidak bisa didiamkan begitu saja.
Pada Rabu (2/10/2024), Israel berjanji akan memberikan balasan setelah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menembakkan dua gelombang serangan rudal balistik yang menyasar militer dan keamanan Israel. Sementara itu, sehari sebelumnya, Iran menyatakan serangan rudalnya justru merupakan balasan terhadap serangan Israel yang tak kunjung henti di Jalur Gaza dan Lebanon. Terlebih kondisi dua wilayah tersebut tengah terkepung saat ini.
Serangan rudal Iran juga merupakan balasan atas tewasnya beberapa pejabat penting Hizbullah dan kelompok Hamas di Palestina. Salvo tersebut terdiri dari sekitar 200 proyektil meski sebagian besar rudal berhasil dihadang dan tak ada korban jiwa atas serangan Iran tersebut.
AS berulang kali dilaporkan berjanji akan terus mendukung sekutu dekatnya, Israel.
Pesan Iran yang dikirim ke AS itu tampaknya merupakan tanggapanatas komentar Presiden Joe Biden yang menyatakan Israel memiliki hak untuk membalas serangan rudal tersebut.
“Biden mengatakan Israel mempunyai hak untuk membalas serangan Iran baru-baru ini. Berbeda dengan apa yang terjadi pada April saat Iran menargetkan Israel dan AS memperingatkan Israel untuk tidak menanggapinya,” kata terang jurnalis Al Jazeera Kimberly Halkett dari Gedung Putih.
Petinggi Iran menegaskan dalam pesannya kepada AS, Iran hanya berupaya mengekang Israel dan mengatasi kegilaannya yang kian tak terkendali di wilayah tersebut.
Pekan ini, Israel memang dilaporkan mengirim pasukan darat ke selatan Lebanon dan menyebutnya sebagai serangan terbatas, sambil terus membombardir negara tersebut. Serangan juga dilakukan ke ibu kota Lebanon, Beirut, selama hampir dua pekan terakhir.
Tak main-main, berbagai serangan Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, dan membuat lebih dari 1 juta orang mengungsi. Israel juga melanjutkan serangan mematikannya di Gaza, yang telah dilancarkan sejak hampir setahun yang lalu.
Penulis: Amelie Fabiola


