Di sudut timur kota Purbalingga, Jawa Tengah, ada satu kompleks pemakaman kuno Belanda. yang bertahan hingga sekarang. Adanya pemakaman Belanda ini tidak lepas dari jejak kolonial di Purbalingga.
Lokasi makamnya berada di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga. Persisnya di Jalan Letjen S Parman No.48, Kedung Menjangan, Purbalingga Wetan, Kecamatan Purbalingga.
Komplek pemakaman kuno Belanda ini disebut Kerkhof yang berarti halaman gereja. Namun, masyarakat setempat menyebutnya ‘Stana Landa’.
Stana berasal dari kata istana, sedangkan Landa adalah sebutan Banyumas untuk orang Belanda atau bule (Barat).
Pemakaman Stana Landa dikhususkan untuk orang-orang Belanda yang dulunya berdinas di Purbalingga. Ada pegawai administratur pemerintahan, administratur pabrik gula, hingga administratur tembakau. Semua yang dimakamkan di sana adalah orang sipil, bukan militer.
Menurut pemerhati sejarah Purbalingga, Gunanto Eko saputro, makam kuno Belanda ini terkenal angker dan penuh misteri. Banyak mitos yang berkembang di masyarakat mengenai pemakaman ini.
Gereja dan Makam Tua
Seperti namanya ‘Kerkhof’, di kompleks pemakaman itu memang terdapat bangunan kecil yang dulu berfungsi sebagai gereja dan tempat persemayaman jenazah sebelum dimakamkan.
Namun sekarang, bangunan itu dialihfungsikan menjadi penampungan alat-alat sampah yang dikelola oleh dinas lingkungan hidup (DLH). Tapi masih berdiri kokoh.
Selain gereja, terdapat makam tertua yang usianya lebih dari 100 tahun. Makam tersebut bernama Caroline van Haak yang wafat pada 1865.
Mitos Tentara Belanda Menenteng Kepala hingga Noni Belanda
Ada mitos di balik makam Kerkhof Purbalingga yang masih menjadi misteri. Gunanto mengatakan, mitosnya adalah ada tentara berpakaian seperti orang Belanda yang menenteng kepala.
“Cerita hantunya di situ, tapi ada yang ngomong juga ada Noni Belanda. Itu mitos-mitos yang berkembang,” katanya, dikutip dari YouTube Jurnalis Kampung, Minggu (8/9/2024).
Kendati penuh misteri, tapi kompleks makam kuno tersebut menjadi bukti bahwa Purbalingga pada era kolonial menjadi tempat yang cukup penting. Pada era kolonial, ada dua pabrik gula dan satu pabrik tembakau milik Belanda.
Oleh karenanya, pemerhati sejarah ini menyarankan agar Stana Landa di Purbalingga menjadi tempat wisata sejarah. Nantinya para pelajar baik tingkat SD maupun SMP bisa berkunjung ke kompleks makam kuno itu
Ia mencontohkan dengan pemakaman-pemakaman Belanda yang ada di daerah lain. Kompleks pemakamannya disulap menjadi wisata edukasi. Selain itu, bisa juga menjadi tempat pembuatan film, video klip, atau bahkan foto prapernikahan. Dengan cara ini, nilai sejarah pemakaman kuno itu akan terjaga.
Penulis: Mustami