Kasus eksekutif dan artis musik ternama Sean ‘Diddy’ Combs terus menjadi sorotan dunia setelah ia ditangkap pertengahan September 2024 lalu. Baru-baru ini, sebanyak 120 orang mengaku menjadi korban pelecehan seksual dari rapper yang juga dikenal dengan sebutan P Diddy ini.
Melansir laman Aljazeera News, Rabu (2/10/2024), tuduhan baru tersebut merupakan bagian dari gelombang tuduhan lain yang mengarah padanya selain kasus penculikan, pemberian obat bius, dan pemaksaan terhadap perempuan untuk melakukan aktivitas seksual. Pengacara Houston, Tony Buzbee yang mewakili 120 orang tersebut mengatakan gugatan hukum akan diajukan ke pengadilan bulan depan di New York dan Los Angeles.
Dia mengatakan korban-korban tersebut di antaranya, 60 wanita dan 60 pria, dan 25 diantaranya masih berada di bawah umur saat pelecehan itu terjadi. Bahkan salah satu korban mengaku masih berusia 9 tahun saat ia dilecehkan P Diddy.
“Serangan seksual, pelecehan seksual, eksploitasi seksual seperti ini tidak boleh terjadi di Amerika Serikat atau di mana pun. Hal ini seharusnya tidak dibiarkan berlangsung terlalu lama. Tindakan ini telah menyebabkan banyak orang terluka, dan ketakutan,” kata Buzbee di sebuah konferensi pers.
Menyusul pengumuman tersebut di Texas, pengacara Diddy, Erica Wolff, mengatakan sang artis tidak dapat menjawab setiap tuduhan yang tidak berdasar dalam “sirkus” media yang kian sembrono.
“Meskipun demikian, Combs dengan tegas menyangkal seluruh klaim palsu dan fitnah bahwa dia melakukan pelecehan seksual terhadap siapa pun, termasuk anak di bawah umur,” tambah Wolff.
Pengacara P Diddy itu mengatakan kliennya berharap dapat membuktikan dirinya tidak bersalah dan mampu membela diri di pengadilan. Di persidangan pihaknya yakin kebenaran akan ditegakkan berdasarkan bukti, bukan spekulasi.
Beberapa Kasus Diserahkan ke FBI
Buzbee mengatakan, lebih dari 3.280 orang menghubungi perusahaannya dan mengaku mengalami penyerangan dengan cara berbeda oleh Diddy. Setelah memeriksa tuduhan tersebut, Buzbee menjelaskan perusahaannya memutuskan untuk mewakili 120 orang saja.
Laporan lainnya masih dalam peninjauan. Dia mengatakan beberapa kliennya telah berbicara dengan Biro Investigasi Federal (FBI). Individu yang diwakili oleh perusahaan Buzbee berasal dari lebih 25 negara bagian, dengan mayoritas berasal dari California, New York, Georgia, dan Florida.
Dugaan pelecehan tersebut sebagian besar terjadi di pesta-pesta yang diadakan di New York, California, dan Florida di mana seseorang diberi minuman yang mengandung obat-obatan terlarang. Sebagian korban mengaku dipaksa melakukan hal tak pantas saat audisi dengan iming-iming menjadi bintang.
Tembok Keheningan Berhasil Ditembus
Bulan lalu, bintang berusia 54 tahun itu ditangkap di sebuah hotel di New York City setelah didakwa atas perdagangan seks, konspirasi pemerasan, dan transportasi yang berkaitan dengan kasus prostitusi.
Awalnya, dakwaan terhadap Diddy ditutup-tutupi. Namun akhirnya, dakwaan setebal 14 halaman itu dirilis pada 17 September saat ia mengaku tidak bersalah di pengadilan federal di New York City.
Sebagai informasi, Diddy adalah salah satu eksekutif di industri musik, produser, dan penyanyi paling terkenal di dunia hip-hop, setelah sukses memenangkan tiga Grammy. Ia juga mampu bekerja dengan artis-artis di seluruh spektrum musik.
“Rahasia terbesar dalam industri hiburan, yang sebenarnya sama sekali bukan rahasia, akhirnya terungkap ke dunia. Tembok keheningan itu berhasil ditembus,” kata Buzbee.


