Cerita Joni dan Faizal, Para Pemanjat Tiang Bendera

Date:

Enam tahun silam, sosok Joni mendadak viral usai dengan berani memanjat tiang bedera setinggi 15 meter saat upacara peringatan HUT ke-73 RI di Lapangan Mota Ain, Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), 17 Agustus 2018.

Aksi bocah bernama lengkap Joni Ande Kala yang berseragam SD itu mencuri simpati banyak orang. Bahkan Presiden Joko Widodo mengundang Joni bersama kedua orang tuanya ke Istana Kepresiden untuk sebuah upacara kenegaraan.

Kala itu, Joni juga sempat bercengkerama secara langsung dengan Jokowi. Joni ditanya cita-citanya.

Anak SD itu lantas menjawab dengan tegas, anggota TNI. Jokowi pun menjawab dengan enteng, supaya Joni langsung mendaftar ke panglima.

Enam tahun bukanlah waktu yang lama. Jokowipun masih presiden Indonesia. Hanya saja, panglima memang sudah berganti.

Kini, Joni berusia 19 tahun dan telah menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Atambua. Selama menempuh Pendidikan SMA, dia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti.

Bercita-cita menjadi seorang anggota TNI, Joni selalu rajin berolahraga dan hidup penuh disiplin. Setelah mendengar kelulusan, Joni pun langsung berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi Penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024.

Seleksi awal merupakan validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, Joni dinyatakan tidak lulus dan disuruh untuk kembali mempersiapkan diri tahun depan.

“Saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal,” kata Joni, kepada wartawan.

Menurutnya, dia gagal pada tinggi badan sehingga disuruh untuk kembali mempersiapkan diri untuk seleksi kali berikut. Joni mengaku sedih saat diumumkan bahwa dirinya gugur akibat tinggi badan yang belum memenuhi syarat dalam penerimaan Bintara TNI AD.

Namun ia tidak ingin berkecil hati. Joni menyatakan ingin giat belajar dan berolahraga sehingga saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD Tahun berikutnya, dia bisa lulus dan membahagiakan ibunya.

Diundang Danrem 161/Wira Sakti
Setelah dinyatakan tidak lolos, Joni pun diundang Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, di Makorem 161/Wira Sakti Kupang.

Keberangkatan Joni ke Kupang diantar langsung oleh Babinsa Serka Duarte dari Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menerima undangan dari Danrem 161/Wira Sakti, Joni mengaku senang saat menginjakan kakinya di Lobi Makorem 161/Wira Sakti.

“Tak ingin punya mimpi yang lebih, hanya ingin masuk TNI AD saja, baik itu melalui jalur Tamtama maupun Bintara. Yang penting Tentara,” ungkap Joni.

Sementara, Danrem 161/Wira Sakti menjelaskan tujuan mengundang Joni datang ke Kupang adalah untuk memberikan pengarahan dan terapi agar bisa menambah tinggi badan. Selain itu, diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti tes ulang.

Ia mendorong dan menyiapkan agar Joni punya kemampuan yang mumpuni supaya nantinya menjadi Prajurit TNI yang tangguh dan cerdas.

Respons Jokowi

Presiden RI Joko Widodo menyerahkan nasib Joni, anak yang viral karena memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus di Kabupaten Tapal Bata, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2018, kepada Panglima TNI.

“Semua ada aturannya. Serahkan kepada Panglima,” kata Jokowi di sela kegiatan di IKN, Rabu, 14 Juni 2024.

Sebelumnya, Joni pernah dijanjikan Jokowi masuk TNI karena aksi heroiknya pada tahun 2018. Namun, saat ini Joni gagal melewati tes fisik masuk TNI karena terkendala masalah tinggi badan.

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak menegaskan bahwa Joni wajib menjalani tes kelayakan sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Jadi, Joni masih harus mengikuti seleksi untuk menjadi anggota TNI,” kata Maruli setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.

Kisah Faizal, Bocah Putus Sekolah Panjat Tiang Bendera di Banyumas

Enam tahun berselang, aksi heroik seperti yang dilakukan Joni juga terjadi di Banyumas. Penyebabnya sama, bendera macet saat dikibarkan dalam upacara peringatan HUT RI ke-79 di Desa Banjarsari, Ajibarang, Banyumas.

Ironisnya pemanjat tiang bendera tersebut adalah anak putus sekolah. Namanya Muhammad Ali Faizal. Faizal putus sekolah kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Faizal mengakui aksinya memanjat tiang bendera sebenarnya sangat berbahaya untuk dirinya. Saat itu, bendera sudah dikibarkan. Namun, talinya terlepas sehingga nyaris jatuh.

“Saya izin dulu sama Pak Lurah lalu benerin bendera, karena saya sudah biasa naik pohon,” kata Faizal.

Saat ditanya kenapa putus sekolah, Muhammad Ali Faizal mengungkap dia sebetulnya ingin melanjutkan, tapi kasihan kepada orang tuanya yang tak mampu.

Aksi Faizal memanjat tiang bendera ini lantas viral dan menuai simpati. Salah satunya adalah DPC Peradi Banyumas yang memberikan seragam lengkap sekolah, sekaligus upaya beasiswa untuk sekolahnya.

Mendapat bantuan itu, Faizal mengaku kembali bersemangat sekolah.

Ayah Muhammad Ali Faizal, Qodirun juga berterima kasih atas bantuan yang diberikan kepada anaknya. Dia berharap banyak yang memperhatikan Faizal agar bisa menempuh pendidikan setinggi mungkin.

Penulis: Mikail Dzan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Taj Yasin Maimoen Siapkan Rahasia Khusus untuk Hadapi Debat Kedua Pilgub Jateng

Jawa Tengah tengah dipanaskan dengan persiapan ketat dari para...

Pilkada Banjarbaru, Petahana Terancam Diskualifikasi Gara-Gara Hal Ini

Tensi Pilkada Kota Banjarbaru 2024 memuncak dengan isu diskualifikasi...

Cerita Felicia Reporter tvOne Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Pemalang

Mobil yang membawa lima kru tvOne ditabrak oleh sebuah...

Momen Seru dari Debat Pilkada Jateng: Ubah Air Asin, Teknologi Satelit hingga Cagub Salah Sebut Wakilnya

Dalam debat perdana Pilkada Jawa Tengah yang digelar pada...