Tutup Pintu Rapat untuk Anies di Pilkada Jakarta

Date:

Peluang Anies Baswedan melenggang di Pilkada Jakarta 2024 kian sesak. Dua pasangan calon, Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono, telah mendaftar ke KPU Jakarta, Rabu (28/8/2024). Dengan demikian pintu Anies di Pilkada Jakarta kali ini tertutup rapat, kecuali ada keajaiban di hari terakhir pendaftaran pasangan calon, Kamis (29/8/2024).

Sejak awal langkah Anies memang berat. KIM Plus terus merangkul partai-partai yang menjadi rival di Pilpres 2024 (PKB, Nasdem, dan PKS) masuk dalam koalisi. Langkah itu berhasil. PKS yang semula mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman, berbalik meninggalkan mantan gubernur Jakarta itu dan memilih bergabung di KIM Plus. Jatah wakil gubernur pun diberikan pada PKS dengan mengajukan Suswono, eks Menteri Pertanian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Partai pengusung dan pendukung habis diborong Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Ada 15 partai yang mengusung Rido (Ridwan Kamil-Suswono). Sementara PDIP ditinggalkan sendiri kebingungan. PDIP yang semula terjepit karena syarat ambang batas yang memberatkan, dapat bernafas lega setelah Mahkamah Konstitusi (MK) meringankan syarat tersebut.

Strategi menggandeng PKS memang diperlukan. Partai ini memperoleh kursi terbanyak di perebutan kursi Pileg 2024. Yaitu 18 kursi dengan perolehan suara 1.012.028 (16,68 persen). Menyusul PDIP 15 kursi dengan perolehan suara sah 850,196 (14 persen), dan Gerindra 14 kursi dengan memperoleh suara sah 728,824 (12 persen).

Sepanjang berlangsungya Pilkada Jakarta 2007 dan 2012, partai ini selalu dirundung kekalahan dalam perebutan kursi Jakarta 1. Baru di 2017, PKS yang mengusung pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno memenangkan pertarungan sengit.

Pilkada saat itu diwarnai ketegangan karena menyeruaknya politik identitas. Polarisasi antarkubu muncul ke permukaan. Kemenangan Anies-Sandi mengalahkan paslon lawan, basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ketegangan 2017 di Jakarta tereduksi di Pemilu 2019, dalam perebutan kursi presiden-wakil presiden dengan paslon Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Senin 19 Agustus 2024, KIM Plus mendeklarasikan pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Keesokan harinya Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa partai nonparlemen berhak mengusung calonnya dalam Pilkada dan memangkas syarat ambang batas yang semula 20 persen, dan kemudian disesuaikan dengan persentase jumlah penduduk di setiap daerah. Jakarta dengan daftar pemilih tetap 8 juta lebih, masuk dalam persentase ambang batas 7,5 persen.

PDIP yang semula terdesak, dapat bernapas lega dengan adanya putusan MK. Begitu pula Anies Baswedan yang semula dijagokan oleh PKS, berpeluang melenggang di kontestasi Pilkada Jakarta. Tinggal kendaraan politik yang akan ditumpanginya. Wacana pun muncul, PDIP akan menggandeng Anies yang dijagokan berlaga.

Bukan tanpa alasan, keduanya sama-sama terdesak. Anies sebagai ‘petualang politik’ yang menumpang partai ke partai dalam setiap Pemilu tentu membutuhkan tumpangan. Di sisi lain, PDIP bimbang memilih jagoan tarungnya. Dari sederet survei, hanya nama Ahok yang dapat mengimbangi Anies Baswedan. Tapi tentu saja keputusan ini berat diambil mengingat peristiwa politik identitas yang terjadi 2017 lalu.

Selain itu, nama Anies Baswedan moncer di setiap survei dari berbagai lembaga. Lembaga Survei Indikator Politik misalnya, dalam survei yang dirilis Juli 2024 menempatkan Anies di posisi teratas dalam format survei top of mind dengan angka 39,7 persen. Disusul Ahok 23,8 persen, dan Ridwan Kamil 13,1 persen.

Lalu, survei Litbang Kompas pun menempatkan Anies di posisi teratas yaitu 29,8 persen, Ahok 20 persen, dan Ridwan Kamil 8,5 persen.

Survei survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Anies unggul 42,8 persen bila head to head dengan Ridwan Kamil yang memperoleh 34,9 persen. Di surei yang sama, Anies mendapatkan suara 94 persen dari pemilih PKS, lebih unggul jauh dari Ridwan Kamil (RK) yang hanya mendapatkan suara 5 persen.

Sementara pemilih Nasdem Anies 76 persen, sementara Ridwan Kamil 22 persen. Di pemilih PKB Anies unggul jauh 73 persen melawan Ridwan Kamil yang didukung 17 persen saja.

Tidak Ada Panggung Politik untuk Anies

Walaupun Anies berupaya untuk berjalan bersama PDIP di Pilkada Jakarta dengan menjalin komunikasi, tetap saja keputusan ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Memilih seorang ‘petualang politik’ seperti Anies tentu tidak mudah bagi sebuah partai kader yang memprioritaskan anak kandung yang dilahirkan dari rahim partai dan digembleng oleh ideologi yang diusung.

Sinyal itu disampaikan Megawati dalam beberapa kesempatan. Seperti sindiran Mega kepada Anies, “Dia (Anies) bener nih kalau mau ama PDI-P? Kalau mau PDI-P, jangan kayak gitu dong ya. Mau enggak nurut ya? Iya dong,” kata Mega di Kantor DPP PDIP, Kamis (22/8/2024).

Bukan sekali saja, saat pidato pengumuman calon kepala daerah yang diusung PDIP, Senin (26/8/2024), Megawati juga melemparkan sinyal serupa kepada mereka yang tidak turut aturan partai dan sekedar menumpang partai sebagai kepentingan pribadi.

“Maunya ikut jadi PDI Perjuangan atau mau dompleng aja? Saya enggak mau,” tanya Megawati dalam pidatonya.

Sementara itu, meski unggul di berbagai survei, Anies tetap tidak dilirik partai untuk dijagokan menang di Jakarta. Peluang untuk mengusung calon-calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta pasca-putusan MK, juga tidak memantik partai-partai yang mendapatkan suara sah 7,5 persen di Pemilu 2024 untuk keluar dari koalisi gemuk dan mengusung calonya masing-masing.

Pilkada Jakarta dari setiap penyelenggaraan selalu menjadi medan pertarungan sengit. Kontestasi ini juga selalu digadang-gadang menjadi lompatan untuk Pemilu berikutnya, menggeser kekuasaan dari Medan Merdeka Barat (Balai Kota) ke Medan Merdeka Utara (Istana Negara).

Pramono Anung yang diputus di menit terakhir pendaftaran ke KPU dan tidak populer di masyarakat karena bekerja di balik layar Istana, mengharuskan PDIP kerja keras untuk mendongkrak dan mengenalkannya ke warga Jakarta. Apalagi kekuatan mesin partai yang mengusung Pramono-Rano hanya PDIP, berbeda jauh dengan mesin partai Ridwan Kamil-Suswono yang didukung 15 partai politik.

Menarik perhatian pemilih Jakarta tentunya tidak mudah. Di Pilpres 2024 Pasangan Anies-Muhaimin kalah tipis dari pasangan Prabowo-Gibran dengan selisih 38.429 suara.
Pasangan Anies-Cak Imin memperoleh 2.653.762 suara atau 41,07%. Sementara pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh 2.692.011 suara atau 41,67%.

Tentunya menjadi pekerjaan rumah pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono untuk meyakinkan para pemilih move on dari sosok yang diharapkan muncul di Pilkada Jakarta, namun kenyataan di atas kertas lain berkata.

Kendati demikian, baik pasangan Pramono-Rano dan Ridwan-Suswono, optimistis dapat meyakinkan warga Jakarta untuk memilih mereka memimpin, membenahi, serta membangun Jakarta lima tahun ke depan.

Munculnya kandidat yang diusung PDIP menyisakan pertanyaan spekulatif: apakah munculnya Pramono Anung-Rano Karno murni kebutuhan kaderisasi partai atau ada faktor lain di balik layar yang kemudian menenggelamkan Anies Baswedan?

Pertanyaan tersebut bukan tanpa alasan bila melihat dinamika politik yang terjadi saat ini dan transaksi-transaksi politik yang mencuat ke permukaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Taj Yasin Maimoen Siapkan Rahasia Khusus untuk Hadapi Debat Kedua Pilgub Jateng

Jawa Tengah tengah dipanaskan dengan persiapan ketat dari para...

Pilkada Banjarbaru, Petahana Terancam Diskualifikasi Gara-Gara Hal Ini

Tensi Pilkada Kota Banjarbaru 2024 memuncak dengan isu diskualifikasi...

Cerita Felicia Reporter tvOne Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Pemalang

Mobil yang membawa lima kru tvOne ditabrak oleh sebuah...

Momen Seru dari Debat Pilkada Jateng: Ubah Air Asin, Teknologi Satelit hingga Cagub Salah Sebut Wakilnya

Dalam debat perdana Pilkada Jawa Tengah yang digelar pada...