Menanti Pertemuan Megawati-Prabowo sebelum Pelantikan Presiden, PDIP Oposisi atau Masuk Sistem?

Date:

Wacana pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri tiba-tiba menyeruak pada September ini, kurang lebih 40 hari sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Tak pelak rencana pertemuan ini menjadi perhatian banyak orang dan sangat ditunggu. Publik bertanya-tanya, apakah suasana hangat seperti beberapa tahun lalu akan terulang, dengan sajian nasi goreng dan teh manis sebagai pengikat rekonsiliasi.

Seperti diketahui, pada 2019, setelah Pilpres yang benar-benar panas, Megawati mengundang Prabowo untuk makan nasi goreng di kediamannya, menandai momen penting dalam dialog politik mereka.

Kali ini, menjelang pelantikan Prabowo sebagai presiden terpilih, pertemuan keduanya kembali direncanakan.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengonfirmasi bahwa pertemuan antara Megawati dan Prabowo diperkirakan akan terjadi sebelum pelantikan. “Insya Allah akan terjadi. Mudah-mudahan sebelum pelantikan,” ujar Muzani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Tak urung ingatan publik pun kembali ke momen lima tahun silam. Pertarungan sengit Pilpres dan berbulan-bulan setelahnya diakhiri dengan momen simbolis di mana keduanya duduk bersama dengan akrab.

Kala itu, pertemuan tersebut meredakan ketegangan yang sempat memuncak karena persaingan Pilpres antara Prabowo dan Jokowi. Meski berlawanan dalam panggung politik, momen itu memperlihatkan bahwa komunikasi dan rekonsiliasi bisa terwujud melalui dialog.

Namun, apakah pertemuan kali ini akan kembali menghadirkan simbol yang sama? Publik menunggu apakah dialog politik antara kedua tokoh penting ini akan membawa pesan perdamaian yang serupa, dengan sentuhan kehangatan yang dikenal dalam hubungan mereka.

PDIP Gabung Pemerintah atau Oposisi?

Setelah memenangkan Pilpres 2024, Prabowo Subianto dikabarkan akan bertemu Megawati Soekarnoputri. Wacana pertemuan ini muncul segera setelah proses sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) selesai.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa pertemuan ini bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat keduanya tak memiliki persoalan besar untuk bertemu.

“Tentu Bu Mega dan Pak Prabowo tidak ada masalah untuk bertemu, hanya menunggu momentum yang tepat setelah proses di MK,” ujar Hasto di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Menurut Hasto, pertemuan Prabowo dan Megawati usai Pilpres bukan pertama kalinya terjadi. Setelah kalah dalam Pilpres 2019, Prabowo juga bertemu Megawati dalam suasana yang hangat, menandai kesediaan keduanya untuk meredakan ketegangan politik.

Namun, wacana pertemuan kali ini dihadapkan pada berbagai variabel politik, terutama terkait arah PDIP ke depan, apakah akan bergabung dengan pemerintahan atau memilih menjadi oposisi.

Hasto enggan berspekulasi wacana pertemuan keduanya menjadi sinyal arah PDIP di pemerintahan ke depan. Menurut dia, keputusan partainya masih akan melalui pembahasan berbagai variabel politik.

“Mau berada di dalam atau luar pemerintahan karena itu keputusan strategis akan dipertimbangkan dengan melibat berbagai variabel politik ekonomi sosial budaya dan suasana kebatinan rakyat,” katanya.

Pasang Surut Hubungan Prabowo-Megawati

Hubungan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri mengalami berbagai pasang surut, terutama sejak Pilpres 2009. Pada masa itu, keduanya berpasangan sebagai calon presiden dan wakil presiden, namun kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono.

Kekalahan tersebut memicu kerenggangan hubungan yang terus berlanjut hingga Pilpres 2014 dan 2019, ketika Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden, berhadapan dengan Joko Widodo yang didukung oleh Megawati.

Persaingan politik ini memperuncing hubungan pribadi keduanya, meski pada akhirnya, rekonsiliasi selalu menjadi jalan yang dipilih. Pada Pilpres 2019, setelah Prabowo kalah untuk kedua kalinya, Megawati menunjukkan sikap hangat dengan mengundang Prabowo untuk makan nasi goreng, sebuah isyarat bahwa politik tak selalu harus diakhiri dengan permusuhan.

Menanti Rekonsiliasi Pasca-Pilpres 2024

Kini, setelah Prabowo memenangkan Pilpres 2024, pertemuan antara dirinya dan Megawati kembali menjadi perhatian. Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menegaskan bahwa PDIP dan Gerindra tidak memiliki masalah ideologis maupun politik yang bisa menghambat pertemuan ini.

Bahkan, pertemuan tersebut dipandang sebagai langkah awal untuk membangun jembatan politik di masa pemerintahan yang baru.

“Nanti insya Allah sebelum ada pertemuan Bu Mega dan Pak Prabowo, akan didahului oleh Mbak Puan Maharani. Namun, pertemuan ini menunggu keputusan MK,” tutur Said, kala itu.

Meski PDIP masih mempertimbangkan posisinya di pemerintahan mendatang, baik di dalam maupun di luar kabinet, pertemuan ini tetap dipandang sebagai sinyal positif bagi stabilitas politik nasional.

Pertemuan tersebut dinilai sebagai bagian dari proses rekonsiliasi nasional pasca-Pilpres, dengan tujuan utama menjaga stabilitas politik dan membangun sinergi antarpartai.

Dengan segala dinamika politik yang terjadi, publik menantikan bagaimana kedua tokoh ini akan menavigasi tantangan di masa depan, dan apakah pertemuan mereka akan kembali membawa angin segar bagi perpolitikan Indonesia.

Penulis: Purba Handayaningrat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Taj Yasin Maimoen Siapkan Rahasia Khusus untuk Hadapi Debat Kedua Pilgub Jateng

Jawa Tengah tengah dipanaskan dengan persiapan ketat dari para...

Pilkada Banjarbaru, Petahana Terancam Diskualifikasi Gara-Gara Hal Ini

Tensi Pilkada Kota Banjarbaru 2024 memuncak dengan isu diskualifikasi...

Cerita Felicia Reporter tvOne Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Pemalang

Mobil yang membawa lima kru tvOne ditabrak oleh sebuah...

Momen Seru dari Debat Pilkada Jateng: Ubah Air Asin, Teknologi Satelit hingga Cagub Salah Sebut Wakilnya

Dalam debat perdana Pilkada Jawa Tengah yang digelar pada...