Persaingan memanas dalam bursa calon gubernur Jakarta dengan Ridwan Kamil (RK) dan Pramono Anung menunjukkan komitmen mereka untuk bertemu dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Ini merupakan bagian dari strategi mereka untuk memahami kepemimpinan Jakarta dari sudut pandang para mantan pemimpin sebelum menghadapi Pilkada 2024.
Ridwan Kamil, yang kini menjadi salah satu kandidat calon gubernur Jakarta, mengungkapkan bahwa ia telah mencoba menjalin komunikasi dengan Anies Baswedan melalui WhatsApp. Namun, pertemuan tersebut belum dapat terlaksana karena kendala jadwal.
“Komunikasi-komunikasi dengan mantan gubernur kan sudah dilakukan ya, kita ke Bang Foke sudah, ke Pak Sutiyoso sudah, sedang mengirimkan pesan ke Pak Ahok juga, Pak Anies juga cuman kan, mencocokkan waktunya sedang kita sesuaikan,” kata RK baru-baru ini
Sebagai bagian dari persiapan kampanyenya, RK juga telah bertemu dengan sejumlah mantan gubernur Jakarta seperti Fauzi Bowo (Foke) dan Sutiyoso. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mendapatkan wawasan dan nasihat mengenai kepemimpinan Jakarta.
Pramono Anung Pilih Bertemu Ahok Terlebih Dahulu
Sementara itu, Pramono Anung berencana untuk bertemu dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebelum melanjutkan pertemuan dengan Anies Baswedan.
“Dengan Pak Ahok mudah-mudahan Kamis minggu ini, tempatnya sedang disepakati bersama kemudian saya juga akan bertemu Mas Anies,” jelas Pramono Anung dalam acara Konsolidasi DPC PDIP di Gor Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 14 September 2024.
Pramono juga menambahkan bahwa ia berencana untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah masa jabatan Jokowi sebagai presiden berakhir pada 20 Oktober mendatang. Ini bertujuan untuk membahas berbagai isu terkait Jakarta dari perspektif mantan gubernur.
“Kita kan belajar, kita belajar dan kita sekaligus mengambil apa yang baik yang bisa diteruskan dari para gubernur itu,” kata Pramono.
Hasil Survei PSG, Pendukung Anies Baswedan Tidak Akan Pilih RK
Hasil survei terbaru dari Political Strategy Group (PSG) menunjukkan bahwa pendukung Anies Baswedan tidak akan memilih Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2024.
Kepala Peneliti PSG, Ahsan Ridhoi, menjelaskan bahwa survei ini membandingkan hasil dukungan untuk Anies, Ahok, dan Ridwan Kamil dalam beberapa skenario pertanyaan.
“RK dapat diterima oleh mayoritas dari pendukung Ahok dan hampir mayoritas dari pendukung Anies, tetapi mayoritas pemilih Anies tidak akan memilih RK,” kata Ahsan Ridhoi saat merilis hasil survei pada 14 September 2024.
Survei yang dilakukan pada 6–15 Agustus 2024 dengan metode multistage random sampling melibatkan 1.540 responden, dengan margin of error sekitar 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 39 persen responden mendukung Anies Baswedan, 22 persen mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan 15 persen mendukung Ridwan Kamil.
“Artinya, warga Jakarta pada dasarnya cenderung menginginkan mantan gubernurnya itu kembali memimpin Jakarta,” ujar Ahsan.
Survei ini juga mengungkapkan bahwa pemilih loyal Ridwan Kamil sangat kecil dibandingkan dengan Anies dan Ahok. Meskipun ada 58 persen responden yang mungkin akan memilih Ridwan Kamil tergantung lawannya, hanya 19 persen yang menyatakan loyalitas penuh kepada RK.
Sementara 42 persen responden memastikan tidak akan mendukung RK terlepas dari lawan-lawannya.
“Peluang satu putaran masih tipis. Di Jakarta, masih harus mendapat lebih dari 50 persen jumlah suara sah agar terpilih sebagai gubernur, maka kemungkinan dua putaran,” kata Ahsan.
Strategi dan Peluang di Pilkada Jakarta
Baik Ridwan Kamil maupun Pramono Anung menunjukkan upaya serius untuk mendapatkan nasihat dari mantan gubernur Jakarta sebagai bagian dari strategi mereka. RK dan Pramono Anung berupaya memanfaatkan pengalaman pemimpin sebelumnya untuk membentuk kebijakan mereka.
Langkah ini juga mencerminkan sikap keterbukaan dan kehati-hatian dalam merencanakan kebijakan masa depan. Dalam konteks hasil survei PSG, RK akan menghadapi tantangan besar dalam merebut dukungan dari pemilih yang cenderung memilih Anies dan Ahok, serta harus menarik perhatian “swing voters” untuk memastikan peluangnya dalam Pilkada Jakarta.
Penulis: Purba Handayaningrat


